Ketika Anak / Si Kecil Tidak Mau Pisah

Mama, aku besok nggak mau sekolah kalau nggak ditemenin sama mama”, “Mama, besok aku ke sekolahnya nggak mau naik jemputan, maunya diantar sama papa aja, kalau aku diculik gimana?”, “Mama, aku nggak mau tidur sendiri, maunya bertiga sama mama papa aja… Takut…

Itu hal yang wajar di ucap pada anak-anak , karna keterbiasaannya yang selalu di samping MAMA atau PAPA. rasa cemas yang berlebihan terhadap orangtuanya (takut mereka cedera atau meninggal, dan memiliki keengganan yang besar untuk terlibat dalam aktivitas yang mengharuskan terpisah secara fisik dengan orangtuanya.

Kriteria diagnostiknya berdasarkan American Psychological Association adalah:

- Memiliki paling tidak 3 dari 8 ciri-ciri di bawah ini:
Mengalami stres yang berulang ketika harus terpisah dari rumah atau orang terdekatnya
Kecemasan yang bertahan dan berlebihan akan kehilangan atau terjadinya kekerasan pada orang terdekat
Kecemasan yang bertahan dan berlebihan bahwa situasi yang tidak terduga dapat mengarahkan pada perpisahan dengan orang terdekat (contoh tersasar atau diculik)
Keengganan atau penolakan yang bertahan untuk pergi ke sekolah atau tempat lain karena takut akan perpisahan
Rasa takut atau keengganan yang bertahan dan berlebihan untuk sendirian atau tanpa orang terdekat di rumah, atau tanpa orang dewasa terdekat di lingkungan lainnya
Keengganan atau penolakan yang bertahan untuk tidur terpisah dengan orang terdekat atau tidur di luar rumah
Mengalami mimpi buruk berulang tentang perpisahan
Keluhan berulang mengenai ciri fisik (seperti pusing, sakit perut, mual, atau muntah) ketika harus terpisah dengan orang terdekat

- Durasi dari gangguan tersebut bertahan selama paling tidak 4 minggu

- Gejalanya muncul sebelum usia 18 tahun

- Gangguan tersebut menyebabkan stres atau gangguan di area sosial, akademik, atau area penting lainnya

- Gangguan tersebut bukan karena gangguan mental lain, dan tidak terjadi pada remaja atau orang dewasa

Terus seperti apa sih karakteristik dan pengalaman yang dirasakan oleh anak yang mengalami separation anxiety disorder?

Mereka pada umumnya mengalami 4 tahap, yaitu kecemasan yang rendah dan memiliki perasaan aman ketika berada di dekat orangtuanya, kecemasan yang semakin meningkat ketika memikirkan mengenai perpisahan yang akan terjadi, kecemasan yang tinggi ketika terpisah dari orangtua, dan rasa cemas yang hilang ketika bersatu kembali dengan orang tuanya.

Separation Anxiety Disorder memiliki 3 tingkat keparahan. Anak dengan gejala yang tidak terlalu parah akan bersantai pada pagi hari sebelum sekolah, kesulitan berkonsentrasi saat di sekolah, dan pulang secepat mungkin pada siang hari. Anak dengan gejala sedang akan seringkali berusaha untuk tinggal di rumah dan tidak pergi ke sekolah, menolak untuk bermain di luar bersama teman-teman ketika ia sedang di rumah, dan terus dekat-dekat dengan orang tuanya saat berada di rumah. Sedangkan anak dengan gejala yang parah akan menolak masuk sekolah, mengalami berbagai gejala fisik ketika mereka harus terpisah dari orang tuanya, dan menolak untuk tidur kecuali di kamar orangtuanya.

Separation anxiety disorder ini biasanya menghambat performa anak di sekolah dan hubungannya dengan teman sebaya. Performa akademik dapat terganggu jika anak sering absen dari sekolah atau kecemasannya membuatnya sulit fokus pada tugas-tugasnya. Beberapa anak dengan separation anxiety disorder akan duduk sendirian dan merasa cemas selama istirahat atau waktu makan siang dan cepat-cepat pulang pada siang hari.

Comments :

0 comments to “Ketika Anak / Si Kecil Tidak Mau Pisah”

Post a Comment