Malaysia Melampaui Kesabaran Kami

VIVAnews -- Aksi massa Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) yang melempar kotoran manusia ke Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia, juga pada bendera 'Jalur Gemilang' dinilai sebagai sebuah penghinaan.

Massa Bendera juga mengincar representasi perusahaan Malaysia di Indonesia, PT Bank CIMB Niaga dan Petronas. Mereka juga  mengancam sweeping warga Malaysia.

Tak seperti kasus sebelumnya yang ditanggapi adem ayem, berita pelemparan kotoran manusia telah melukai rakyat Malaysia.
Malaysia telah melayangkan protes ke pemerintah Indonesia. Menteri Luar Negeri Malaysia, Anifah Aman mengatakan pihaknya berharap hal yang sama tidak dilakukan oleh warganya di Malaysia.

"Saya tidak berpikir kami  akan mendorong kegiatan-kegiatan seperti ini [yang dilakukan Bendera] di Malaysia ... justru kami menghentikannya jika orang Malaysia melakukannya," Anifah mengatakan dalam konferensi pers, seperti dimuat laman AsiaOne, Rabu 25 Agustus 2010.

"Indonesia punya  masalah politik internal mereka, dan  kami tidak ingin Malaysia berakhir menjadi korban."

Indonesia, kata Anifah, meminta pemahaman Malaysia agar masalah ini tidak makkin memburuk, sembari pemerintah RI mencari solusi permasalahan internal.

"Tapi dalam membantu mereka, kita tidak harus kehilangan ...Ini sudah sampai ke sebuah titik yang melampaui kesabaran kami."

Hubungan RI dan Malaysia yang serumpun panas akibat insiden terakhir, penangkapan tiga staf Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Di sisi lain, aparat Indonesia menangkap tujuh nelayan Malaysia yang dianggap memasuki batas wilayah Indonesia.

Ini bukan masalah pertama. Berikut daftar konflik antara warga Indonesia dan Malaysia, seperti dimuat laman New Straits Times, Kamis 26 Agustus 2010.

- Oktober 2007 : Indonesia mempermasalahkan penggunaan lagu 'Rasa Sayange' dalam iklan pariwisata Malaysia.

- Oktober 2008: Persoalan Ambalat mengemuka, dipicu demonstrasi ahli hukum yang memprotes dugaan pelanggaran teritorial oleh Malaysia.

- Juni 2009 : Model Indonesia, Manohara Odelia Pinot membawa masalah keluarganya ke ranah publik.Ia menuduh suaminya, Pangeran Kerajaan Kelantan, Tengku Mohammad Fakhry telah melakukan kekerasan.

- Juni 2009: Jakarta menyetop pengiriman pembantu rumah tangga ke Malaysia, sebelum memastikan ada perbaikan proteksi bagi mereka.

- Agustus 2009: Indonesia menuduh Malaysia mencuri kebudayaan, dari batik, tarian, dan lagu. Tudingan 'malingsia' diarahkan ke Malaysia.

- Agustus 2009: Media di Indonesia memberitakan kekerasan yang dialami buruh Indonesia yang diduga dilakukan polisi.

- Agustus 2009: Indonesia mengklaim lagu kebangsaan 'Malaysia' menjiplak lagu 'Terang Boelan' -- yang juga tiruan dari lagu Perancis, La Rosalie.

- Februari 2010 : Suporter sepak bola Indonesia melakukan tindakan tak senonoh, tidak menghormati lagu 'Negaraku' yang diputar di stadion. Akibatnya, PSSI didenda US$5.000.

Comments :

0 comments to “Malaysia Melampaui Kesabaran Kami”

Post a Comment