XL: Kami Tak Bawa Pulang Laba ke Malaysia

VIVAnews - Operator seluler, XL Axiata Tbk menekankan bahwa kehadiran perusahaan Malaysia di sini adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat dan konsumen di Indonesia.

"Ingat, hingga saat ini tidak ada keuntungan dari XL yang dibawa ke Malaysia," ujar Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL kepada VIVAnews di Jakarta, Kamis 26 Agustus 2010. Pernyataan ini disampaikan Nadira menyusul memanasnya hubungan sosial politik antara Indonesia dan Malaysia. Jika sengketa ini berlanjut dikhawatirkan berdampak pula terhadap bisnis Malaysia di Indonesia.
Menurut Nadira, seluruh keuntungan yang diperoleh XL Axiata selama ini digunakan lagi untuk membangun jaringan, serta mengembangkan layanan seluler demi memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebut saja misalnya, pada paruh pertama 2010, XL meraup laba sebesar Rp1,3 triliun. Namun, dia menekankan pada saat yang sama, perusahaan juga telah menghabiskan dana sekitar US$200 juta atau setara dengan Rp1,8 triliun dari total belanja modal tahun ini sebesar US$450-500 juta.

Dari sekitar US$200 juta itu digunakan untuk memperkaya infrastruktur jaringannya, yakni menambah 1.100 BTS (base transceiver station) sepanjang satu semester. Pembangunan BTS ini memakan 80 persen dari US$200 juta. Sisanya, dialokasikan untuk pemeliharaan jaringan, IT, billing system dan ekspansi serat fiber optik.

Bahkan, dia menekankan bukan cuma keuntungan yang tidak dibawa ke Malaysia. Namun, dia menekankan XL juga membayar pajak dalam jumlah sangat besar ke negara Indonesia. Cuma, dia tidak ingat persis berapa jumlah pajak yang dibayarkan XL setiap tahunnya.

XL Axiata adalah operator seluler terbesar ketiga di Indonesia, setelah Telkomsel dan Indosat. Bahkan, dalam bulan Ramadan ini, XL merupakan salah satu operator yang sangat agresif melakukan ekspansi, termasuk menjaring pelanggan baru.

Kepemilikan saham XL saat ini mayoritas dipegang oleh raksasa telekomunikasi Malaysia, yakni Axiata Group Berhad (“Axiata Group”) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (dahulu Indocel Holding Sdn Bhd) (66,7%) dan sisanya Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd. (13,3%) serta publik (20%).

Comments :

0 comments to “XL: Kami Tak Bawa Pulang Laba ke Malaysia”

Post a Comment